Senin, 29 November 2010

abbasiyah

Latar Belakang Berdirinya Abbasiyah (750-847 M – 132-232 H)
Awal kekuasaan Dinasti Bani Abbas ditandai dengan pembangkangan yang dilakukan oleh Dinasti Umayah di Andalusia (Spanyol). Di satu sisi, Abd al-Rahman al-Dakhil bergelar amir (jabatan kepala wilayah ketika itu); sedangkan disisi yang lain, ia tidak tunduk kepada khalifah yang ada di Baghdad. Pembangkangan Abd al-Rahman al-Dakhil terhadap Bani Abbas mirip dengan pembangkangan yang dilakukan oleh muawiyah terhadap Ali Ibn Abi Thalib. Dari segi durasi, kekuasaan Dinasti Bani Abbas termasuk lama, yaitu sekitar lima abad.
Abu al-Abbas al-Safah (750-754 M) adalah pendiri dinasti Bani Abbas. Akan tetapi karena kekuasaannya sangat singkat, Abu ja’far al-Manshur (754-775 M) yang banyak berjasa dalam membangun pemerintahan dinasti Bani Abbas.
Background The establishment of the Abbasid (750-847 F - 132-232 H)
Early power Bani Abbas dynasty marked by defiance committed by the Umayyad Dynasty in Andalusia (Spain). On the one hand, Abd al-Rahman al-Dakhil title amir (head office area at the time), while the other side, he is not subject to the caliph in Baghdad. Insubordination Abd al-Rahman al-Dakhil against Bani Abbas similar insubordination committed by Muawiyah against Ali Ibn Abi Talib. In terms of duration, the power of Dynasties Bani Abbas, including the old, which is about five centuries.
Abu al-Abbas al-Safah (750-754 AD) was the founder of the dynasty of the Bani Abbas. However, because the very short reign, Abu Ja'far al-Mansur (754-775 AD) who contributed much in building a dynasty reign of Bani Abbas.






Pada tahun 762 M, Abu ja’far al-Manshur memindahkan ibukota dari Damaskus ke Hasyimiyah, kemudian dipindahkan lagi ke Baghdad dekat dengan Ctesiphon, bekas ibukota Persia. Oleh karena itu, ibukota pemerintahan Dinasti Bani Abbas berada di tengah-tengah bangsa Persia.
Abu ja’far al-Manshur sebagai pendiri muawiyah setelah Abu Abbas al-Saffah, digambarkan sebagai orang yang kuat dan tegas, ditangannyalah Abbasiyah mempunyai pengaruh yang kuat. Pada masa pemerintahannya Baghdad sangatlah disegani oleh kekuasaan Byzantium.
Kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah, melanjutkan kekuasaan dinasti Umayah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad saw. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s.d 656 H (1258 M).
Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya. Berdasarkan pola pemerintahan dan pola politik itu para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode :
In the year 762 AD, Abu Ja'far al-Mansur moved the capital from Damascus to Hasyimiyah, then moved back to Baghdad near Ctesiphon, the former capital of Persia. Therefore, the administrative capital of Bani Abbas dynasty was in the middle of the Persians.
Abu Ja'far al-Mansur as the founder of Muawiyah after Abu Abbas al-Saffah, described as being strong and resolute, ditangannyalah Abbasid have a strong influence. In Baghdad's reign is very respected by the power of Byzantium.
Bani Abbas dynasty or the Abbasid Caliphate, Umayyad dynasty continues. Named for the founder of the Abbasid caliphate and the ruler of this dynasty is a descendant of Al-Abbas, uncle of the Prophet Muhammad. His reign lasted a long time period, of 132 H (750 AD) up to 656 H (1258 AD).
During this dynasty came to power, the pattern of governance that is applied varies according to the changing political, social and cultural. Based on the patterns of government and political patterns that historians typically divide the reign of Bani Abbas into five periods:


1. Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani sejak dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif disekitar kota Baghdad.







1. First Period (132 H/750 AD - 232 H/847 M), called the first period of Persian influence.
2. Second Period (232 H/847 M - 334 H/945 M), called the first period of Turkish influence.
3. Third Period (334 H/945 M - 447 H/1055 M), Buwaih dynastic reign in the government of the Abbasid caliphate. This period is also called the second period of Persian influence.
4. Fourth Period (447 H/1055 M - 590 H/1194 M), Bani dynastic reign since the Abbasid caliphs in the government, usually referred to as the second Turkish influence.
5. Fifth Period (590 H/1194 M - 656 H/1258 M), the caliph is free from the influence of another dynasty, but his power is only effective around the city of Baghdad.
Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Fhu May Zhe 2010

Template By Nano Yulianto