Senin, 29 November 2010

hikmah dan pelestarian haji mabrur

HIKMAH DAN PELESTARIAN HAJI MABRUR

A. Hikmah Ibadah Haji
1. Haji Rukun Islam yang Kelima dan Merupakan Agama Tauhid
Islam yaitu agama yang diwahyukan Allah kepada Nabi Muhammad yang telah disempurnakan dan diridhai-Nya dan dinyatakan sebagai nikmat Allah yang paling sempurna bagi manusia sepanjang masa. Ibadah haji dalam syariat Islam merupakan rukun Islam yang kelima, jadi yang melaksanakan ibadah haji berarti ía telah sempurna Islamnya. Dengan demikian, akan tambah kuat aqidah dan tauhidnya.
Tauhid melahirkan rasa ikhlas untuk memenuhi panggilan Tuhannya:

Artirya: “Aku menyambut panggilan Engkau ya Allah”
2. Berpakaian Ihram
Memakai pakaian ihram inii akan melahirkan sifat tawadlu, merendahkan diri terhadap kebesaran Allah sekaligus melahirkan kesatuan manusia seluruhnya memakai pakaian warna putih tanpa membeda-bedakan kelas kaya-miskin, pejabat-melarat, karyawan-pengusaha suku-suku dan bangsa-bangsa, seluruhnya sama memakai pakaian ihram.
3. Ka’bah Lambang Tauhid dan Kesatuan
Ka’bah hanyalah tumpukkan batu yang berbentuk kubus yang terletak di tengah Masjidil Haram yang dijadikan pusat peribadatan haji. Ka’bah hanyalah lambang yang dijadikan Allah untuk pusat peribadatan haji yang bernilai ketaatan kepada Allah semata-mata. Untuk melambangkan tauhid beribadah hanya kepada Allah dan menanamkan rasa kesatuan dan persaudaraan sesama manusia Allah memerintahkan Nabi Ibrahim membangun Ka’bah bersama-sama dengan putranya Nabi Ismail, sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur’an Surat al-Baqarah ayat 127 yang artinya:
“Dan (‘ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah beserta Ismail (seraya berdoa): Ya Tuhan kami, terimalh dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui”.
Setelah Ka’bah selesai dibangun, Allah memerintahkan kepada Nabi Ibrahim dan Ismail untuk. memelihara kesucian dan kebersihannya dari kotora-kotoran lahir dan batin, bersih dan najis dan kemusyrikan, dan disediakan bagi orang-orang yang thawaf, i’tikaf, ruku’ dan sujud.
4. HajarAswad Sunnat Dicium Bagi Laki-laki
Mencium Hajar Aswad itu mengikuti amaliah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim a.s, dan juga dilakukan oleh Nabi Muhammad Saw. Nilai yang menonjol dalam mencium Hajar Aswad adalah nilai kepatuhan dalam mengikuti Sunnah Rasul. Dalam hubungan ini sahabat Umar r.a. ketika mencium Hajar Aswad mengatakan: “Sungguh aku ntengetahui engkau hanyalah batu, sekiranyn aku tidak melihat kekasihku Nabi Saw. terdapat menciummu dan mengusapmu, niscaya aku tidak akan mengusapmu dan menciummu. (HR. Ahmad dan Ibnu Abbas).
5. Sa’i Lambang Kasih Sayang Ibu
Sa’i antara bukit Shafa dan Marwah melestarikan pengalaman Siti Hajar ibu Ismail ketika mondar-mandir antara bukit itu untuk mencari air minum di tempat yang sangat tandus dan tidak seorang pun dapat dimintai pertolongan. Kasih sayang seorang ibulah yang mendorong Siti Hajar mondar-mandir hingga tujuh kali yang berjarak antara bukit Shafa dan Marwah 400 x 7 = 2.800 meter. Dengan penuh tawakal kepada Allah, akhirnya memperoleh hikmah berupa memancarnya mata air Zam-zam. Yang sampai sekarang airnya terus mengalir tidak pernah kering.
Minum air Zam-zam sehabis thawaf mengingatkan kepada nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya yang mengalami kesulitan dan sekaligus berarti mensyukuri nikmat Allah yang sangat besar.
6. Arafah Tempat Pembebasan
Haji pelantikannya di Padang Arafah. Pada hari Arafah semua jemaah haji berkumpul untuk melaksanakan wukuf dengan berpakaian ihram melepaskan kebanggaan keduniaan sekaligus menunjukkan sikap rendah diri kepada Allah. Pengakuan akan dosa, permohonan do’a setiap jemaah haji menyadari benar betapa dekatnya Allah dengan hamba-Nya, suasana yang haru dan dengan penuh kekhusyuan yakni do’anya akan dikabulkan karena Allah akan mengampuni segala dosa-dosa orang yang sedang berwukuf di Arafah. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.


Artinya: “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla akan mengampuni dosa orang yang berwukuf di Arafah’. (HR. Ibnu Mubarok dan Anas Ibnu Malik)
7. Melon tar Juinrah Aqabah Mengingatkan Ikrar Iblis
Melontar Jumrah mengingatkan jemaah haji bahwa iblis senantiasa berusaha menghalangi orang mukmin yang akan melakukan ibadah. Oleh karenanya pertolongan Allah hendaklàh senantiasa dimohonkan agar tenmasuk Orang yang disegani iblis.
Keberhasilan Nabi Ibrahirn menangkis godaan iblis diikuti dengan segera melaksanakan perintah Allah untuk menyembelih anaknya. Di saat pisau Ibrahim akan digoreskan pada leher Ismail, maka Allah mengganti dengan seekor gibas yang besar, binatang itulah yang kemudian disembelih oleh Nabi Ibrahim.
Menyembelih binatang qurban membawa kebaikan bagi manusia kalau didasari dengan keikhiasan kepada Allah. Sebagaimana firmah Allah Swt:



Artinya: “Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketaqwaan dari kamulah yang dapat mencapainya... (QS. Al-Hajj: 37).
Maka jemaah haji yang melontar jumrah dan berkurban berarti dia telah dapat mengalahkan setan dan memotong sifat-sifat binatang sehingga menjadi manusia yang berakhlakul karimah.

B. Keutamaan Ibadah Haji
Ibadah haji merupakan ibadah yang sangat panjang yang memerlukan kekuatan fisik dan mental serta biaya yang cukup dan keikhlasan serta ketakwaan kepada Allah yang sebenar-benarnya, maka Allah akan membalasnya dengan surga. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw:


Artinya: “Haji mabrur pahalanya tiada lain adalah surge”. (HR. Ahmad)
1. Haji sebagai Rihlah Muqadasah
Haji merupakan suatu rangkaian perjalanan suci yang panjang mulai dan niat, biaya, sampai pelaksanaannya dinilai oleh Allah sebagai suatu ibadah. Rasulullah Saw. bersabda:


Artinya: “Belanja yang dikeluarkan untuk ibadah haji sama dengan belanja yang dikeluarkan untuk jihad di jalan Allah, satu dirham akan dibalas dengan 700 (tujuh ratus) lipat ganda”. (HR. Ahmad dan turmudzi).
2. Haji Sebagai Mutamar Tahunan
Ibadah haji dilaksanakan setahun sekali oleh umat Islam dan seluruh pelosok dunia sebagai pertemuan akbar di samping untuk menunaikan ibadahnya juga untuk bersilaturahmi, saling tukar informasi, melakukan muamalah, sebagai satu kesatuan umat Islam yang utuh, terlihatlah persaudaraan di antara umat Islam secara kokoh.
Di antara hikmah yang dapat diperoleh dan pertemuan akbar itu adalah:
a. Tadabur (mengambil pelajaran).
b. Tasamuh dan ta’awun (toleransi dan tolong menolong).
c. Transforrnasi (pertukaran budaya dan adat istiadat).



3. Haji Sebagai Ta’dim (Membesarkan Syi’ar Allah)
Sebagaimana firman-Nya:

Artinya: “Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati’. (QS. AI-Hajj: 32).

4. Haji Sebagai Penyerahan Diri secara Total Kepada Allah
Ibadah haji merupakan pengorbanan jiwa dan raga, karena ibadah haji membutuhkan ketahanan fisik selama pelaksanaannya dan juga memerlukan biaya, bekal yang cukup. Karena beratnya ibadah haji, maka kita harus pasrah terhadap ketentuan Allah dengan usaha yang semaksimal mungkin sehingga Allah akan memberikan pertolongan-Nya.
5. Keutamaan Ibadah Haji
Keutamaan ibadah haji di antaranya:
a. Diampuni segala dosanya, sebagaimana sabda Rasulullah yang artinya:”Barangsiapa yang melaksanakan ibadah haji karena Allah dengan tidak rafats dan tidak fusuq, maka ia kembali suci seperti bayi yang baru lahir dari kandungan ibunya tanpa dosa”. (HR. Bukhari Muslim).
b. Mendapatkan ganjaran surga.
c. Pembiayaan yang dikeluarkan diganjar dengan 700 dirham.
d. Mendapatkan pahala jihad paling utama.
e. Mati di dalam perjalanan haji sama dengan mati syahid.
f. Diterima do’anya.
g. Menjadi orang yang dibanggakan Allah kepada para Malaikat-Nya. Sebagaimana sabda Rasulullab yang artinya: “Diriwayatkan oleh Ibnu Hibban dan Abdullah bin Umar, bahwasannya Rasulullah Saw. bersabda: “Sesungguhrya seorang yang melakukan ibadah haji waktu keluar dari rumahnya, setiap langkahnya Allah menulis kebajikan dan menggugurkan dosanya dan kemudian apabila mereka wukuf di Arafah Allah membanggakannya kepada Malaikat dengan ungkapan: Lihatlah kalian kepada hamba-Ku dia mendatangi-Ku dengan rambut kusut masai, Saya persaksikan kepadamu sesungguhnya Aku mengampuni segala dosanya walaupun sebanyak jumlah bintang di langit dan sebanyak butir kerikil padang pasir. Dan apabila mereka melontar jumrah tidak ada seorang pun yang tahu apa imbalan baginya sampai ia dibangkitkan Allah di hari Qiyamat. Dan apabila ia memotong rambutnyn, maka ia memiliki cahayn pada hari kemudian bagi seuiap rambut yang gugur dari kepalanya. Apabila telah selesai thawafnya di Baitullah, keluarlah Ia dan dosanya seperti halnya bayi yang dilahirkan ibunya (bersih dan dosa)
C. Haji Mabrur dan Pelestariannya
1. Makna Haji Mabrur
Mabrur berarti baik, diterirna’. Kaitannya dengan ibadah haji adalah ibadah haji yang diterima oleh Allah Swt. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw. yang artinya: “Haji mabrur pahalanya tiada lain kecuali surga”. (HR. Ahmad dan Turmudzi).
2. Tanda-tanda Haji Mabrur
Dalarn sebuah hadits Rasulullah Saw, yang diriwayatkan oleh Jabir r.a.
Rasul bersabda yang artinya:
“Dan Jahir r.a nabi Muhammad Saw. bersabda: Tiada balasan apapun bagi haji mabrur kecuali surga. Ditanya kepadanya apa makna mabrur itu? Dijawab suka memberi makanan (bantuan sosial) dan selalu lemah lembut dalam berbicara”, (HR. Ahmad).
Dengan demikian bahwa haji mabrur adalah perubahan sikap mental seseorang dan perlu peiestariannya, antara lain yaitu:
a. Suka rnengucapkan salam dan menebarkan keselamatan.
h. Selalu lemah lembut dalam berbicara dan tidak suka menyakiti orang lain.
b. Senang dan suka meringankan beban orang lain (memberi makan bagi yang memerlukanriya).
c. Perbuatannya lebih baik dari sebelum menunaikan ibadah haji.
3. Tata Cara Melestarikan Haji Mabrur
Tata cara melestarikan haji mabrur, dalam kehidupan sehari-hari dapat terwujud:
a. Dalam bentuk Kepribadian
Perubahan dalam perilaku, perubahan dalam sikap, dan perubahan dalam watak.
b. Dalam bentuk amaliah
Melaksanakan shalat tepat waktu, berbicara sopan, menerima dan menghargai pendapat orang lain, mau tolong menolong, tabah dan tawakal dalam menghadapi musibah, siap berjuang untuk kepentingan bangsa, tanah air dan agama, hormat kepada orang tua, dan sayang kepada yang lebih muda, selalu rendah hati tidak takabur, dan berkepribadian muslim.
Baca selengkapnya »

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © Fhu May Zhe 2010

Template By Nano Yulianto